Ketika Android pertama kali keluar, para pengguna kebingungan karena mendapati tidak adanya tombol “exit” untuk menutup aplikasi. Google tentu saja merespon dengan beberapa jargon teknis tentang bagaimana Android secara cerdas memanajemen aplikasi… blablabla… karena itu tidak perlu “exit” aplikasi… blablabla… Tapi tetap para pengguna tidak puas. Inilah asal muasal lahirnya beberapa aplikasi task manager untuk Android.
Task killers pada Android adalah topik yang kontroversial. Banyak orang yang merasa terbantu karena Task killer bisa menghemat baterai dengan cara menutup aplikasi yang berjalan secara background pada Android. Sedang yang lainnya menganggap Task Manager justru memboroskan sumber daya baterai.
Argumen ini bukan tanpa dasar. Task Manager berjalan secara background sehingga memperlambat kinerja ponsel dan karena itu memboroskan baterai. Hal ini benar karena beberapa aplikasi Task Manager yang menggunakan sumberdaya CPU Android meskipun tengah tidak dipergunakan.
Argumen dari mereka yang anti Task Killer adalah:
• Tidak ada gunanya mematikan aplikasi yang akan kembali sendiri. Kenyataannya ‘membunuh’ aplikasi hanya akan memperboros baterai karena proses membuka, menutup aplikasi.
• Android memiliki kemampuan untuk secara cerdas memanajemen aplikasi, menutup aplikasi ketika tidak dibutuhkan untuk membebaskan memori.
Task killers sendiri sebenarnya tidak berbahaya; Hanya saja, secara ngawur menutup semua task / aplikasi-lah yang memboroskan baterai. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, beberapa aplikasi akan menyala secara otomatis setelah kamu matikan. Jadi tidak ada gunanya bukan? Tapi Task Killer yang cerdas memiliki semacam ignore list yang membantu untuk tidak mematikan tipe aplikasi semacam ini (yang menyala sendiri secara otomatis). Dengan kata lain, memang task killer menggunakan sumber daya CPU untuk menyelamatkan CPU. Inilah yang sering dijadikan dasar argumen untuk pembenci aplikasi task manager.
Jadi kamu perlu menggunakan task killer secara bijaksana. Yang paling penting: Gunakan Task Killer hanya jika ponsel kamu melambat atau kamu kehabisan memori (Tapi biasanya secara alami task manager akan mematikan task sebelum kamu kehabisan memori, jadi sebenarnya kamu tidak perlu melakukan task killer secara manual).
Nah setelah informasi singkat di atas, saya ingin membagi salah satu aplikasi task manager gratis dari Android, yaitu GO TaskManager EX.
Aplikasi ini agak berbeda dengan task killer lain. Go TaskManager EX membedakan prosesnya ke dalam tiga kelompok yaitu: ‘General Process’, ‘Permanent Process’, dan ‘System Process’. Kategorisasi proses ini memudahkan kamu memahami proses mana yang cenderung akan restart sendiri, misalnya ‘Permanent Process’, dan ‘System Process’ cenderung restart sendiri sehingga tidak ada gunanya ‘membunuh’ task yang berada dalam daftar tersebut.
Perbedaan lain, Go TaskManager EX juga memiliki kemampuan untuk membersihkan cache aplikasi dan mengatakan kepada kamu aplikasi mana yang secara otomatis akan dimulai pada saat booting, menginformasikan aplikasi beresiko tinggi (‘High risk apps’) – meskipun tidak jelas kriteria penilaiannya. Juga bisa menemukan file APK di perangkat Android kamu.
Fitur lainnya adalah white list yang akan menjadikan Go TaskManager EX tak akan pernah mematikan aplikasi yang terdaftar di whitelist; Aplikasi ini juga memiliki kemampuan ‘membunuh’ secara otomatis aplikasi yang ada di blacklist.
Agar lebih jelas, kamu bisa menyaksikan penggunaan Go TaskManager EX di video berikut:
Kamu bisa mendownload GO TaskManager EX secara gratis di:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.gau.go.launcherex.gowidget.taskmanagerex
Silahkan berbagi pengalaman kamu menggunakan Go TaskManager EX pada kolom komentar. Jangan lupa juga like, tweet, atau plus one artikel ini bila kamu merasa terbantu dengan artikel ini.